Senin, 21 Februari 2011

SENSASI NOBAR: KESETARAAN NALURI KODRATI



Luar biasa fenomena aksi “panggung” L-A. Pasangan selebriti papan atas ini menjadi faktor katalis menariknya klip xxx yang sedang marak merajai dunia maya di negeri ini. Saya hakul yakin klip ini menjadi salah satu obyek buruan para pengguna internet. Dan kalo mau jujur, salah satu file terpopuler untuk di –download tidak lain adalah adegan panas L-A.

Salah satu gambaran begitu dasyatnya pengaruh klip itu nyata tergambar di sebuah kantor di Jakarta. Bukan hanya menjadi sarapan obrolan menjelang kerja atau juga menu gosip miring makan siang, di sela-sela jam kerja pun rumor ini telah menjadi lalapan pedas-penuh kritik dan penghinaan dari figur-figur ‘suci’ dari segala perspektif. Tidak hanya itu, begitu terdengar salah satu staf telah sukses mengunduh , tak tanggung-tanggung, dari bos hingga OB berjejer memelototi adegan vulgar yang tersaji di monitor komputer. Layar 13 ince seakan kekecilan di hadapan luapan dan persetubuhan rasa ingin tahu, gelora dan sensasi yang ada di benak masing-masing pribadi. Tak ada lagi unsur pembeda, wanita-pria, tua-muda. Tak ada atribut pemisah bos-bawahan, kaya-miskin.

Terlepas dari fenomenalnya video itu., untuk urusan hasrat manusiawi, untuk mengikuti naluri kondrati manusia tak ada atribut pemisah yang layak dikedepankan. Bos gak perlu jaim, dan bawahan gk perlu enggan. Semuanya bisa tampil transparan apa adanya. Ya guys, untuk aspek-aspek kodrati kita tak memiliki perbedaan, sama-sama punya hasrat, gairah, naluri, insting, sensasi tentang SEKS. So, gk perlu menghina pelaku adegan, hehehe...at least in my opinion. Konklusi lainnya, saat nonton bareng ada kesetaraan, tul gk??!!