Kamis, 20 Agustus 2009

Misi Cendana melalui Tommy: Invasi Golkar

Pernyataan Tommy Soeharto untuk masuk dalam bursa pencalonan Ketua Umum Partai Golkar dan penetapan presiden terpilih 2009-2014 oleh KPU menyita halaman muka hampir seluruh media cetak nasional. Namun, kemunculan kembali “Pangeran Cendana” di panggung politik jelas menjadi sorotan paling menarik. Apakah langkah Tommy menandai kebangkitan keluarga Cendana di kancah perpolitikan Tanah Air? Ataukah ini hanya sekadar manuver politik sebagai positioning dan test case keluarga Soeharto menghadapi 2014. Yang jelas, citra Partai Beringin dipertaruhkan. Publik akan menilai apakah mesin politik Orde Baru ini telah bertransformasi mengikuti arus reformasi ataukah malah ingin menghidupkan kembali kekuatan Orba.

Media ekonomi masih tetap mengaitkan agenda ekonomi nasional dengan perkembangan politik. Salah satu yang kembali menjadi headline adalah isu komposisi kabinet mendatang. Media Ekonomi terlihat intens mengangkat tema ini dengan mengangkat wacana umum memimalisir potensi ‘bagi-bagi jatah’ kursi kabinet ke partai pendukung koalisi pemerintahan dan masuknya kalangan politisi ke jabatan-jabatan strategis di kabinet. Sejumlah nama dari kalangan profesional dan teknokrat terus dikedepankan dan digadang-gadangkan akan membawa kesuksesan jika menduduki salah satu pos kementerian.

Info supranatural tv indonesia & usulan buat mas noordin m top

Pembicaraan tentang noordin m top masih hangat-hangat renyah: mengundang atensi, mimik serius sekaligus tawa renyah. Spekulasi & isu soal penelusuran jejak serta sulitnya menangkap si gembong teroris ini sering mengundang komentar asbun dari teman-teman. Tak heran bila kisah noordin em berrrr pun menyebar – entah dari mana asalnya – dari sms, jejaring social, postingan di blog-blog, hingga situs berita online dan karikatur koran nasional.

Yang tak kalah serunya, bagi para peminat dunia indera keenam alias supranatural, adalah soal kemungkinan nmt punya ngelmu menghilang (saya lupa istilah dunia persialatannya ala bastian tito..hehehe…) atau berganti rupa..hiks. Konyol memang untuk dibayangkan orang-orang kontemporer yang tidak hidup di dunia sinto gendheng.

Tapi, ya, sekonyol-konyolnya omongan asbun bisa mendatangkan ide kreatif juga untukku. Seandainya nmt ternyata tidak memiliki skill supranatural, seandainya nmt suka menonton tv Indonesia yg dipenuhi iklan layanan supranatural, serta seandainya dia membaca tulisan ini dan mau menerima usulanku…hehehe… berikut ini usulan menarik untuknya:
 Ketik REG spasi SUHU...Suhu Yo, tanyakan ke Suhu Yo, tempat persmbunyianku yg aman di mana ya?
 Ketik REG spasi JENENG...tanyakan ke Ki Joko Bhodo, nama samaran yg tepat buatku, apa ya?
 Ketik REG spasi Primbon…tanyakan ke Mas…(siapa namanya ya?), siapa calon istri saya berikutnya ya?
 Ketik REG spasi MAMA...tanyakan ke Mama Loren, Ma2, ujung nasibku, gimana ya?


Kalau mas nmt ternyata ngebet n ngincar salah dua artis Indonesia yang semok,,hiks, gampang mas, tinggal ketik REG spasi Tato…biar nama artisnya bisa jadi dijadikan ‘prasasti kenangan terindah’ di bagian tubuh yang kamu mau…hahaha..

Nah, ini bisa dijadikan ujian sekaligus rujukan kehandalan orang-orang itu. Kalau mas nmt tetap bisa lolos dan hidup tenang n senang, berarti paranormal2 itu memang punya mantra handal n mantap. Tapi ada risikonya buat ma2 loren cs. Kalian bisa diciduk karena bekerja sama dengan teroris, ikut membantu/memfasilitasi pelarian teroris. Tenang aja, bisnis “Ketik REG” kalian masih bisa jalan...hanya saja, ya, dari balik jeruji besi. Dan, Mbah Surip pun bisa tertawa lepas dari ‘alamnya’ hahaha…

Selasa, 18 Agustus 2009

Makna Kemerdekaan dan Gebrakan Darmin Nasution

Peringatan HUT Kemerdekaan RI dan makna kemerdekaan menjadi sorotan headline media. Berpijak pada tujuan kehidupan berbangsa dan bernegara yang termaktub dalam Pembukaan UUD '45, sejumlah media memberikan tekanan pada aspek kesejahteraan sosial, ekonomi, dan keamanan nasional. Rangkumannya, Indonesia belum merdeka dari kemiskinan, dari keamanan publik (terorisme), dan dari kualitas hidup yang memadai. Ketidakhadiran para mantan presiden dalam peringatan Detik-Detik Proklamasi di Istana Merdeka, kemarin, juga disinggung tiga media. Sorotan negatif sedikit diberikan kepada Megawati Soekarnoputri yang tidak hadir dalam upacara tersebut untuk kelima kalinya berturut-turut. Ketidakharmonisan relasi dua tokoh negara berimbas pada ekspresi nasionalisme dan jiwa kenegaraan.

Kehadiran Darmin Nasution di jajaran pimpinan Bank Indonesia menghadirkan gebrakan baru. Sinyal-sinyal positif untuk mengutamakan kepentingan ekonomi nasional dibanding kepentingan sektor perbankan semata yang sebelumnya dijanjikan, mulai menampakkan titik terang. Bank sentral yang sebelumnya tidak memiliki greget dalam menekan suku bunga kredit, melalui Darmin, telah menjanjikan akan menempuh mekanisme di luar standar normal untuk menekan bank-bank di Indonesia menyesuaikan suku bunga kredit masing-masing sesuai dengan BI Rate. Kebijakan lain yang akan ditinjau adalah batasan kepemilikan asing di sektor perbankan. Darmin menjanjikan akan meninjau ulang batasan aneh (99%) untuk kepemilikan asing yang diterapkan setelah krisis moneter 1998 lalu. Hal ini juga yang telah menyebabkan banyak kebijakan BI diterapkan setengah hati. Penguasaan pihak asing telah mengakibatkan kepentingan ekonomi nasional secara umum kurang menjadi prioritas sektoral kalangan perbankan nasional.