Selasa, 04 Agustus 2009

RAPBN 2010, Media Headline 040809

Pidato Presiden SBY mengenai RAPBN 2010 menyita perhatian terbesar media. Komentar umum yang disampaikan opinion leaders (OL) adalah kurang ekspansif dan terlalu konservatif. Sorotan diarahkan pada peningkatan dari anggaran tahun berjalan (2009) yang cuma Rp 3,8 triliun dan merupakan terendah dalam lima tahun terakhir; pertumbuhan ekonomi 5 persen yang dianggap kurang agresif; alokasi biaya pada belanja rutin pemerintah yang dipandang kurang mendukung pendapatan ekonomi rakyat serta kurangnya alokasi anggaran pada jaminan sosial. Pemerintah memang bisa dipandang terlalu takut melakukan terobosan dan bergerak pada level aman dalam penetapan standar ekonomi makro, meskipun tanda-tanda pemulihan ekonomi mulai tampak. Namun bisa jadi, ini merupakan strategi efisiensi anggaran di saat krisis, sambil memperhitungkan penyesuaian sesuai perkembangan ekonomi nasional dan global melalui RAPBN-P.

Angle politik dari Pidato SBY tersebut adalah penilaian positif Ketua Deperpu PDIP Taufik Kiemas terhadap RAPBN 2010 yang dianggap prorakyat. Statement yang jarang muncul dari petinggi PDIP ini jelas memancing berbagai spekulasi. Adakah ini merupakan indikasi adanya pendekatan PDIP menjadi mitra koalisi Demokrat dan mendapat jatah kursi kabinet? Yang jelas hal ini mengindikasikan adanya friksi antara berbagai kepentingan dan faksi di tubuh ‘moncong putih’.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar