Selasa, 25 November 2014

Pelantikan Jokowi-JK dalam Sorotan Media Internasional



Pelantikan Joko Widodo – Jusuf Kalla sebagai Presiden-Wakil Presiden RI mendapat perhatian luas dunia internasional. Hal itu dibuktikan dengan massifnya pemberitaan media global terkait suksesi kepemimpinan di negara demokrasi terbesar ketiga di dunia ini. Sejumlah media besar tak hanya menyajikan artikel berita singkat, tapi juga dilengkapi artikel analisa singkat atas kepemimpinan baru RI.
Reuters melansir dua artikel khusus. Artikel pertama terkait pelantikan presiden baru Indonesia dan dampak positif langsung pada indeks harga saham gabungan Indonesia. Artikel ini dilengkapi rekaman video acara pengambilan sumpah Jokowi. Artikel kedua Reuters menyoroti Jokowi sebagai sosok pembaharu yang mendapat sambutan positif publik. Namun, Reuters juga menyoroti sisi lemah Jokowi pada pengaruhnya pada lingkaran elit politik. Artikel ini dilengkapi video pertemuan Jokowi-John Kerry.
CNN Internasional pun menghadirkan dua berita video terkait pelantikan Jokowi sebagai presiden. Pengambilan sumpah presiden disiarkan secara live oleh CNN. Pada tayangan video kedua, CNN sebagai media news terbesar di dunia menjelaskan siapa Jokowi, Presiden RI ke-7. Jokowi disebut sebagai presiden yang tidak lazim (unconventional president). Dia tidak berasal dari lingkaran elit politik, tidak ada hubungan langsung dengan era Soeharto, dan menyukai musik cadas. CNN juga menyoroti tantangan utama Jokowi, yakni dari parlemen. Hal itu ditunjukkan oleh reportase langsung dengan latar belakang gedung MPR – DPR Senayan, Jakarta.
The Associated Press (AP) menyoroti pelantikan Jokowi dari sisi latar belakangnya sebagai tokoh yang lahir dari luar lingkaran elit politik dan militer. AP memulai ulasan artikel pelantikan Jokowi-JK dengan mengulas asal Jokowi dari gubuk di bantaran sungai Bengawan Solo. Artikel ini dilengkapi sejumlah foto terkait, mulai dari kirab Jokowi-JK, pertemuan dengan John Kerry hingga kehadiran Jokowi dalam pesta rakyat di Monas. AP juga melansir artikel khusus tentang tantangan awal kepemimpinan Jokowi, yakni pertumbuhan ekonomi yang melambat dan pilihan untuk menaikkan harga BBM. Artikel lainnya dari AP fokus pada kehadiran John Kerry dalam acara pelantikan Jokowi-JK dan materi yang dibicarakan dalam pertemuan keduanya.
L'Agence France-Presse (AFP) melansir tiga artikel mengenai pelantikan Jokowi. Jokowi juga diulas sebagai pemimpin Indonesia pertama yang tidak memiliki keterkaitan langsung dengan era Soeharto serta tidak memiliki akar elit politik maupun militer. Namun, AFP juga mengangkat persoalan yang segera dihadapi Jokowi, yaitu pertumbuhan ekonomi berada pada titik terendah dalam lima tahun terakhir, perilaku korupsi di kalangan pejabat, dan pertumbuhan gerakan radikal.
Tiga media utama dunia lainnya, BBC, Times, dan Huffington Post (jurnalisme warga) turut memantau perkembangan politik terbaru Tanah Air. BBC antara lain mengangkat komentar rakyat yang menyukuri transisi kekuasaan kali ini berlangsung damai, tanpa pertumpahan darah. Sementara itu, Time yang sebelumnya memajang foto Jokowi sebagai cover majalah, mengangkat tantangan-tantangan yang akan dihadapi Jokowi sebagai pemimpin baru Indonesia. Lima tantangan yang diulas adalah dukungan politik di parlemen, perlambatan ekonomi, radikalisme agama, pemerintahan yang bersih, dan hubungan antaretnis. Tantangan yang akan dihadapi Jokowi juga diulas The Huffington Post, terutama untuk berkomunikasi dengan koalisi politik yang dipimpin Prabowo, rivalnya dalam Pilpres lalu.
Beberapa media berpengaruh di negara masing-masing ikut mengulas pelantikan Jokowi-JK. New York Times (NYTimes) mengangkat pidato Jokowi yang ingin menjadi kekuatan maritim dunia. Artikel ini diletakkan sebagai sorotan khusus hari Senin (20/10). Dari Inggris, Guardian melansir artikel tentang Jokowi sebagai sosok pemimpin unik. Jokowi versi Guardian memiliki kemiripan dengan mantan Presiden AS Bill Clinton. Guardian juga menggarisbawahi bahwa Jokowi sebagai pemimpin baru negara besar dunia akan menjadi sorotan internasional dalam beberapa pekan mendatang, terutama saat berlangsungnya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia-Pasifik di Beijing dan KTT G-20 di Australia. Media utama Ibu Kota AS, Washington Post menyajikan reportase yang lebih lengkap tentang pemimpin baru RI. Sebanyak dua tiga artikel dan dua tayangan video dilansir untuk menyoroti suksesi pemerintahan Indonesia. Tak lupa diulas misi yang dibawa John Kerry ke Indonesia dan yang disampaikan saat pertemuan dengan Jokowi.


Dari Afrika Selatan, IOL News memberitakan sambutan meriah ribuan warga yang berjejer di pinggir jalan Jakarta untuk menyambut Jokowi-JK usai pelantikan. Jokowi disebut sebagai pemimpin yang dekat dengan rakyat namun masih lemah dalam pengaruh ke lingkaran elit politik negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Sedangkan, media Australia mengutip pernyataan Perdana Menteri Tony Abbott yang menyebut Jokowi sebagai pemimpin karismatik.
Media terbesar di Amerika Selatan, Globo (Brasil), ikut mengulas kehadiran pemerintahan baru di Indonesia. Melalui kanal tv, GloboTv, media menggambarkan Jokowi sebagai sosok yang dekat dan memiliki perhatian pada masyarakat kecil.


Kawasan Asia ikut menyambut pelantikan Jokowi. China Daily mengulas kehadiran beberapa petinggi negara sahabat dalam pelantikan Jokowi-JK serta konsep Trisakti dalam pidato Jokowi. Media terdepan Asia, Al Jazeera ikut menampilkan artikel yang dilengkapi tayangan video tentang pelantikan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Jokowi, eks pebisnis mebel, diperkirakan akan menghadapi tantangan karena tidak memiliki akar politik kuat. Al Jazeera juga mengangkat pelantikan Jokowi-JK sebagai pesta rakyat. Dua media besar di Asia, Asahi Shimbun (Jepang) dan Times of India ikut mengulas suksesi kepemimpinan di Indonesia.
Dari negeri jiran, Singapura, Strait Times menggarisbawahi lima tantangan yang dihadapi Jokowi-JK usai dilantik. Kelima tantangan tersebut adalah, lemahnya dukungan parlemen, pemerintahan yang bersih dan efisien, penyeimbangan anggaran dan pengurangan subsidi, ancaman gerakan radikal kanan, serta endemik korupsi yang masih sulit ditangani. Sementara Kantor Berita Malaysia, Bernama, menyajikan ulasan yang paling banyak. Pada berita utama, Bernama secara khusus menilai kata “kerja” yang beberapa kali diulang Jokowi dalam pidatonya sebagai komitmen yang hendak dilaksanakan di era kepemimpinannya. Artikel lain bernama menyajikan sorotan utama pada hubungan kedua negara dan rencana kunjungan Jokowi ke Malaysia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar