Kamis, 02 Juli 2009

JK Terdepan, SBY Membaik, Mega Belum Berubah

Debat Capres Putaran II dalam Pandangan Media


Debat calon presiden (capres) putaran kedua, Kamis (25/6) malam mendapat sorotan beragam dari media cetak nasional. Urgensi acara yang diprakarsai KPU tersebut sudah terlihat pada komposisi sajian media pada hari berikutnya (Kamis, 26/6). Tujuh dari 24 media cetak yang diliput memposisikan berita tersebut sebagai headline (berita utama). Sebagian lainnya melansir berita tersebut pada halaman pertama.

Apa pandangan media tentang ketiga capres dan bagaimana komentar opinion leader (OL) yang dimintai komentar oleh media cetak?

Sorotan utama media ternyata lebih mengarah ke Jusuf Kalla. Sebagian besar media memberikan opini positif tentang capres yang diusung oleh koalisi Partai Golkar dan Hanura ini. Tampilannya dianggap telah menghidupkan suasana debat. 10 koran nasional dan daerah memberikan poin plus atas penampilannya yang berbeda dari debat putaran I. Indikatornya tidak hanya itu. JK lebih banyak dipilih sebagai judul artikel dibandingkan dua capres lainnya. Angle berita pun lebih banyak bertolak dari performance dan statement JK. Dari sisi isi, pernyataan-pernyataan JK lebih banyak dibahas dan dikutip media dibandingkan SBY & Mega. Hasil rekap atas favorability level yang ditunjukkan media juga menunjukkan bahwa JK menjadi yang terbaik dalam kontes debat terakhir (bdk. Chart 1).
















Secara umum, sebenarnya media memberikan juga apresiasi terhadap penampilan dua capres lainnya. Hal ini terlihat dari rata-rata media favorability yang dimiliki ketiganya yang sama-sama berada pada level netral (lihat chart 1). SBY mendapat pujian karena lebih rileks dengan berani menanggapi secara cerdas komentar JK. Khusus bagi Megawati, meski tendensi sentimen media adalah netral, namun kebanyakan media masih memberikan catatan bahwa penampilan Mega belum banyak berubah.

Komentar yang diberikan penyumbang opini (opinion leader/OL) lebih beragam, dengan kecenderungan untuk menempatkan posisi secara jelas. Hitam putihnya penampilan para capres lebih mudah terbaca dari pernyataan para OL tersebut. Bahkan, beberapa OL langsung memberikan skor untuk penampilan ketiga capres. Meskipun beberapa dari OL adalah tim sukses masing-masing capres, jumlah pengamat independen yang menyuarakan pandangannya masih jauh lebih besar.


Hasil rekap favorability level dari ketiga capres menunjukkan bahwa JK memperoleh hasil yang paling positif (lihat chart 2). Dengan menggunakan skala penilaian <0= 49 =" Netral;" 1=" Positif,">

Hal lain yang bisa ditarik dari komentar para OL media adalah bahwa meskipun Megawati mendapat lebih banyak memperoleh porsi opini dibandingkan SBY (37 : 36), sebagian besar pengamat justru memberikan catatan merah atas penampilan capres koalisi PDIP-Gerindra itu. Tentu catatan ini belum bisa dianggap sebagai rujukan tingkat elektabilitas masing-masing calon. Meski demikian, pemberitaan media cetak akan ikut mempengaruhi preferensi pemilih yang menjadi pembacanya.


Tentunya, nilai pemberitaan beserta isi artikel tersebut akan semakin besar manakala diposisikan sebagai headline media atau disajikan di halaman pertama. Penilaian media dan komentar OL juga akan menjadi catatan berharga bagi capres-cawapres maupun tim sukses masing-masing dalam menghadapi putaran debat berikutnya. Akankah Megawati bisa memperbaiki posisinya di mata media dan para pengamat, Ataukah citra Mega akan dikatrol oleh kepiawaian Prabowo dalam debat cawapres? Mungkinkah SBY mampu menyodok keunggulan JK dalam putaran berikutnya, ataukah justru terpuruk oleh penampilan pasangannya, Boediono, dalam debat cawapres? Segala sesuatu masih mungkin terjadi dan semuanya akan tersaji dalam ulasan media.




========

Tidak ada komentar:

Posting Komentar